Surakarta – Forum remaja palang merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta bekerja sama dengan politeknik akbara Surakarta sukses menyelengarakan kegiatan seminar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada sabtu 26 Juli 2025. Program ini merupakan upaya dari peningkatan kapasitas Masyarakat terutama pada bidang Pendidikan untuk kesiapsiagaan terhadap bencana.

Acara pembukaan di lakukan di SMA N 6 kota Surakarta dan sambutan di lakukan dari pihak sekolah, kegiatan ini juga di hadiri oleh bapak Bambang Nugroho S.Sn, sebagai pengurus PMI kota Surakarta. Pada kegiatan ini ibu Acintya Nurmaya  S.Pd., M.Sc dan beberapa mahasiswa Politeknik Akbara program studi d4 manajemen Penanggulangan Bencana menjadi fasilitator pada kegiatan seminar Satuan Pendidikan Aman Bencana

Berikut rangakaian kegaiatan yang di lakukan pada seminar Satuan Pendidikan Aman Bencana yang di lakukan di SMA N 6 kota Surakarta

  1. Sambutan dari pihak sekolah dan bapak Bambang Nugroho
  2. Perkenalan diri fasilitator SPAB
  3. Penjelasan tentang Satuan PendidikanAman Bencana (SPAB)
  4. Penjelasan dasar tentang bencana
  5. Membuat kalender ancaman dan identifikasi kerentanan yang ada di sekolah

Kegiatan ini turut didukung oleh Mahasiswa dari Politeknik Akbara Surakarta program studi D4 Manajemen Penanggulangan Bencana, yang berperan aktif sebagai fasilitator pada seminar satuan Pendidikan aman  bencana. Para volunteer juga terlibat dalam berbagai lini, termasuk bidang dokumentasi, pendampingan peserta, serta penguatan edukasi dalam kegiatan sosial dan pelatihan. Kontribusi para dosen dan mahasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas yang dimiliki dalam mitigasi bencana di bidang Pendidikan.

Perwakilan pengurus palang merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta, bapak Bambang Nugroho, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk peningkatan kapasitas peserta didik. “Seminar SPAB ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam bidang pemberdayaan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah. Harapannya agar seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kemanusiaan, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, terutama dalam upaya menciptakan lingkungan yang tanggap, aman dan siaga terhadap bencana,” ujarnya.

Kolaborasi penting dilakukan dengan melibatkan semua pihak, termasuk institusi pendidikan. partisipasi mahasiswa sebagai relawan, kegiatan ini membuktikan bahwa upaya kemanusiaan dapat dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas masyarakat maupun seluruh komunitas sekolah, baik tenaga pendidik, peserta didik, maupun tenaga kependidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mencapai tujuan pendidikan.

(Nur Jasmine Kalila)